Selasa, 29 Oktober 2013

didikekoii

AGAMA DAN KEKERASAN
Dalam Transisi Demokrasi di Indonesia
A.    Beberapa Kekerasan Dalam Teks Agama
1.Jihad ( Perang )
      jihad sebagai artikulasi dari keinginan berperang atau berjuang dijalan Tuhan. Karena berjuang dijalan Tuhan maka praktik jihad dapat dilihat dari ibadah, sedangkan gugur pada saat menjalankan ibadah kepada Tuhan dihukumi syahid dengan pahala kelak akan masuk surga.
      Pada dasarnya jihad dipakai sebagai kekuatan moral dan spiritual yang selanjutnya di asosiasikan dengan berperang melawan kaum kafir karena itu kemudian disebut perang suri, perang yang semata-mata dilakkan karena  Allah ( lillahi ta’ala ) . dalam sejarah islam praktik jihad disebut telah menghasilkan expansi teritorial yang konstan yang dalam dimensi kemiliteran telah mengakibatkan expansi emporium islam.
      dalam ajaran islam jihad ekspansi ( berperang ) secara tersirat tercantum dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Al-Qur’an juga menggambarkan adanya sebagian kau muslimin waktu itu yang khawatir dan enggan ikut perang karena takut mati.
B.     Pemahaman Pemeluk Agama Terhadap Simbol Kekerasan Dalam Teks Keagaman.
1. Pemahaman skripturalis
      Akar krisis epistemologis jika di ekstremkan justru bisa menimbulkan religiusitas beresiko besar yang tidak saja menjadi kendala internal suatu agama bahkan juga membahayakan hubungan antar agama.
2. Pemahaman kontekstual
      Pemahaman kontekstual berpijak dari suatu anggapan bahwa kebudayaan dan peradaban sebagai suatu sisitem nilai dan siste kognitif yang memiliki word viewnya sendiri, yang tidak akan pernah selesei dan sempurna. Semakin tinggi suatu agama semakin matang sebuah peradabannya, semakin ia melengkapi dirinya dengan unsure-unsur yang dinamis.


AGAMA DAN TRNSISI DEMOKRASI
            Peran dan fungsi agama dalam penegakan suatu konsep demokrasi, hingga saat ini sudah banyak terbukti dibeberapa wilayah Negara. Dalam perjalanan sejarah modern, agama memainkan peranan yang cukup besar dalam pembentukan perilaku politik bangsanya. Sejak awal kebangkitan gerakan kebangsaan untuk mencari identitas diri sebagai sebuah bangsa yang kemudian mengupayakan kemerdekaannya, agama dengan gerakan-gerakannya turut memberikan warna kepada perkembangan politik suatu bangsa, bahkan terkadang menjadi protagonist utama dalam suatu sengketa politik yang mendasar.







KONFLIK KEKERASAN AGAMA DAN  TRANSISI DEMOKRASI DI INDONESIA ( 1997 – 2010 )
            Mengakhiri millennium kedua dan menjelang lengsernya tikoh sentral Orde baru, Soeharto. Indonesia tiba-tiba dihantui oleh berbagai peristiwa erusuhan missal dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, diberbagai daerah di Indonesia. Terjadi berbagai tindakan kekerasan yang dipicu oleh persoalan suku, etnis , dan agama. Kekerasan politik menjadi salah satu yang mencoba memanfaatkan pluralisme suku,etnis,dan agama dalam mencapai tujuan dan target politik.
            Kekerasan berdasar agama yang terjadi dibeberapa daerah tertentu di Indonesia tidak lahir secara alami sebagai persoalan mesyarakat bawah. Kekerasan agama yang terus berkembang pada saat itu adalah kontinuitas dari dari suasana dan karakter system politik yang sedang berkuasa. Kekerasan itu berakhir pada sesuatu yang menyejarah diproduksi oleh social,ekonomi,politik,dan kebudayaan yang panjang dimasa lampau.
            Terdapat lingkaran setan kekerasan yang berkesinambungan dan karakter system politik yang pernah berkuasa. Kekerasan yang terus berkembang adalah Bom waktu itu yang meledak setelah terjadi tekanan social ekonomi politik. Dengan demikian, kekerasan yang terjadi bukanlah ekspresi sesaat atas situasi sesaat, tapi lebih berakar pada gejala yang menyejarah dan terpendam sangat lama.

A. Orde Baru dan Kehidupan Umat Beragama di Indonesia
            Adanya lembaga-lembaga keagaman diIndonesia dapat dilihat sebagai satu ekspresai keberagamaan sekaligus bentuk pengamalan hak kebebasan beragama yang paling asasi dan manusia sebagaimana hal ini dijamin oleh UUD 1945 pasal 29 dan penjelasan TAP MPR No. 11/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila yang berbunyi : “kebebasan beragama adalah merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak  asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber dari martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
B. Era Reformasi Euphoria Demokrasi dan Kekerasan Agama
            Cara-cara kekerasan yang menggunakan isu-isu agama pada akhirnya tidak mampu membedung laju keinginan masyarakat untuk terlaksananya pemilu Juni 1999. Pemilu tersebut berhasil dan berjalan dengan damai,sekaligus juga sebagai tanda dimulainya era reformasi,yaitu gerakan yang dimaksudkan sebagai upaya pembaharuan dan punfikasi seluruh peraturan Negara yang dominant adalah terwujudnya otonomi daerah.
C. Indonesia : Antara Optimisme Penegakan Demokrasi dan Supremasi Agama Mayoritas.
            Krisis Politik dan ekonomi Indonesia antara tahun 1997-2001 ( bahkan hingga saat ini ) yang diwarnai dengan kekerasan terhadap etnis dan agama tertentu (cina dan Kristen), telah mengurangi optimisme yang berharap Indonesia dapat berperan menjadi contoh demokrasi bagi dunia islam secara lebih luas.
            Datangnya era reformasi ysng menghadirkan agama sebagai bagian dari lembaga politik formal dan infrastruktur politik Indonesia secara tidak langsung berkeinginan membuka kembali wacana hubungan agama dan Negara di Iandonesia trend ini mengarah  pada tuntutan-tuntutan lama yang berkutat diseputar perlakuan khusus bagi gerakan islam sebagai representasi politik kaum mayoritas yang pada akhirnya berkeinginan untuk dikabulkan suatu konsesi bagi kaum Islam dalam kehidupan bernegara.

KEKURANGAN DANKELEBIHAN BUKU
            Buku ini sudah berhasil mengangkat teka teki masalah Islam dan kekerasan yang selalu dicari kebenarannya yang masih tabu kini sudah ada bentuk pencerahan dari paparan-paparan buku ini.
            Tapi memang buku ini bagus dan bisa dimengerti jika yang membacanya orang yang memang pintar dan luas wawasannya. Mungkin menurut saya buku ini sangat intelek sekali sehinggan masih susah untuk dimengerti.


            sebenarnya semua agama itu baik tidak ada agama yang mengajarkan keburukan, kekerasa atau pembunuhan, semua agama pasti menginginkan yang terbaik saling membela kebenaran dan menuntas kebatilan,tapi jala tiap orang itu berbeda-beda. Maka cara membela agamanyapun berbeda-beda ada yang menggunakan cara kekerasan misalnya bom atau aksi-aksi anarkis lainnya, sebenarnya niatnya baik atau benar tapi mungkin caranya yang kurang tepat.